-->

Bank Aceh Bersama Busra Abdullah Dapatkah Membangun Ekonomi Aceh

BANYAK harapan di pundak Busra Abdullah sebagai Dirut baru Bank Aceh. Selain dituntut mampu bersaing menghadapi perkembangan ekonomi dan dunia perbankan yang semakin kompetitif, Ia juga diharapkan mampu mewujudkan Bank milik Pemerintah Aceh tersebut sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Aceh.

Pada tahun 2014, PT Bank Aceh akan lebih fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia dan penyelesaian kredit bermasalah. Hal tersebut diutarakan Busra Abdullah usai dilantik sebagai Direktur Utama (Dirut) Bank tersebut.

Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah, secara resmi melantik dan mengukuhkan Busra Abdullah sebagai Dirut Bank Aceh di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur, Banda Aceh, Senin, 6 Januari 2014.

Selain Busra, Gubernur Aceh juga melantik Zikri Abdul dan Rusydi M Adam, masing-masing sebagai Direktur Kepatuhan dan SDM dan Direktur Operasional pada Bank tersebut. Pelantikan ketiga direksi PT Bank Aceh setelah sebelumnya berhasil lulus fit and proper test oleh BI dan terpilih secara aklamasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa tanggal 23 November 2013.

Gubernur Aceh dalam amanatnya usai prosesi pelantikan mengungkapkan bahwa, untuk mendapatkan pengurus untuk posisi direksi dan komisaris Bank Aceh periode 2014-2018 bukanlah pekerjaan yang mudah. “Perlu kerja ekstra keras untuk mendapatkan calon terbaik,” ungkap Gubernur.

Gubernur melanjutkan, selain syarat dan kompetensi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), namun ada kriteria lain yang kita tetapkan, yakni menyangkut moralitas, ketaatan pada agama, loyalitas dan track record. “Karenanya proses penyaringan kandidat tidak hanya melibatkan para pemegang saham, namun ada pihak-pihak lain yang terkadang menurut hemat kami perlu dilibatkan,” tukas Gubernur.

Untuk itu, tegas Gubernur, kepada jajaran direksi dan komisaris yang mendapatkan amanah mengelola Bank Aceh, diharapkan mampu bekerja keras agar kemajuan yang dicapai bank ini terus membaik dari tahun ke tahun. “Saya juga meminta kepada direksi Bank Aceh, untuk fokus pada penyaluran kredit di sektor produktif guna mempercepat gerak pertumbuhan ekonomi Aceh,” tandasnya.

Pelantikan tersebut dihadiri oleh seluruh kepala cabang PT Bank Aceh kabupaten dan kota seluruh Aceh, juga turut dihadiri forum komunikasi pimpinan daerah, jajaran kepala SKPA serta ratusan tamu undangan lainnya.

Benahi Bank Aceh

Direksi Bank Aceh yang baru bertekad akan memajukan Bank milik pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota di Aceh tersebut baik secara internal maupun secara eksternal. Demikian dijelaskan Busra Abdullah dilantik sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Bank Aceh.

Ia menyebutkan, kalau secara internal pihaknya akan mensejahterakan karyawan/karyawati bank tersebut yang tersebar di seluruh Aceh hingga ke Sumatera Utara. Sedangkan secara eksternal, kata Busra Abdullah, direksi Bank Aceh yang baru akan mengembangkan Bank tersebut menjadi bank yang mendukung sepenuhnya dalam rangka perbaikan perekonomian Aceh.

“Untuk perbaikan perekonomian Aceh bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti pengembangan kredit mikro, menyelesaikan kredit bermasalah, pengembangkan teknologi informasi dan perluasan jaringan,”ujarnya.

Menurut Busra yang sebelumnya menjabat sebagai direktur bisnis dan pemasaran di bank tersebut, dari sejumlah agenda pihaknya awal tahun 2014, yang menjadi prioritas utama adalah menyelesaikan kredit macet atau bermasalah.

Berdasarkan Laporan Publikasi Keuangan Bank Aceh per 30 September 2013, NPL Gross (kredit macet/kredit bermasalah) meningkat dari 3.94 menjadi 4,06 persen. Jumlah tabungan menurun dari Rp 3.316.705 000.000 menjadi Rp 2.742.802.000.000.

Sementara total aset Bank Aceh per Desember 2013 mencapai Rp 15,4 triliun, dengan penghimpunan dana pihak ketiga sebanyak Rp 11,7 triiyun dan penyaluran aktiva produktif dalam bentuk kredit dan pembiayaan sebesar Rp 10 triliun lebih.

Terkait laba yang diperoleh Bank Aceh di sepanjang tahun 2013 mencapai Rp505 miliar. Begitu juga rasio kecukupan modal seperti yang disyaratkan Bank Indonesia sebesar minimal 8 persen, telah mampu dicapai Bank Aceh hingga 17 persen.

Menyinggung tentang Kredit Usaha Mikro (KUR) Busra mengakui, sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah tahun 2013 sebesar 120 milyar rupiah belum semuanya tuntas dan akan dilanjutkan dalam tahun 2014.

Menurut Gubernur Zaini, kondisi terkini Bank Aceh tersebut merupakan sinyal yang menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan dan relasi yang dibangun Bank Aceh dengan masyarakat. “Kita berharap tren ini terus menaik, sehingga dari tahun ke tahun kita terus melihat perkembangan menggembirakan dari bank ini,” ujarnya

Busra juga mengatakan bahwa dia juga memproritaskan pembangunan kantor-kantor cabang yang telah lama tertunda. Sementara rekrutmen untuk account officer yang membidangi pemberian dan penagihan kredit, nantinya, kata Busra, akan dilakukan secara terbuka. “Kita akan rekrut secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan, kita akan lakukan terus,” katanya.

Untuk ke depan Bank Aceh, lanjut Busra, akan terus meningkatkan kredit produktif mencapai 40 persen, sehingga masyarakat Aceh benar-benar dapat terbantu dengan keberadaan bank Aceh tersebut, namun untuk kredit konsumtif juga akan terus dipertahankan.

Teks: Rahmat RA/Zainuddin

KOMENTAR

 
Copyright © 2014 MIN 5 BANDA ACEH