-->

Adee Kak Nah Menjadi Icon Pidie Jaya


SABAN hari, Rosna H Yahya mampu memproduksi sebanyak 1.000 loyang kue jenis Adee. Produk Rosna itupun dikenal dengan Adee Kak Nah yang telah menjadi ikon Kabupaten Pidie Jaya. Dari usaha ‘Home Industri’ itu, Kak Nah panggilan Rosna mampu memperkerjakan 35 orang wanita putus sekolah di Gampong Meuraksa, Kecamatan Meuruedu, Pidie Jaya yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.

Pendapatan Kak Nah dari home industri tersebut telah cukup mapan, malah telah mampu membiayaibiaya sekolah dan kulaih delapan putra-putrinya. Ditemui Serambi, di rumah produksi kue penganan khas ala Pijay itu Kamis (28/7), dengan ramah Kak Nah mempersilahkan Serambi untuk melihat dapur tempat usaha adee tersebut. 

Tempat usaha adee yang berada persis di belakang rumahnya itu dengan luas tempat lebih kurang 600 meter persegi. Usaha tersebut, kata Kak Nah  berawal dari inspirasi orang tuanya Sawiyah Syeikh sejak tahun 1982. Kala itu, produksi ade hanya sebatas kue penganan yang ditempatkan pada beberapa warung kopi di Kecamatan Meureudu. Namun karena memiliki citarasa khas, masyarakat memesankanya terutama untuk buah tangan oleh-oleh keluarga.

Secara perlahan-lahan, pemasaran adee itu merambah hingga pusat pasar Meureudu.”Meski kala itu hanya kita bawa sekitar 15 hingga 20 loyang, tapi dalam waktu singkat adee bisa laku terjual,”ujar ibu delapan anak tersebut. Melihat animo pesanan yang saban hari semakin meningkat, Rosna terpaksa bersama suaminya, Marzuki secara perlahan-lahan merekrut tenaga kerja dari kalangan masyarakat yang kurang mampu dan anak putus sekolah untuk diperkerjakn di rumahnya.

Katanya, usaha adee itu kini telah berkembang. Bahkan dua mantan pekerjanya yakni, Kak Cut La dan Kak Mutia telah mandiri membuka usaha adee. Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, Rosna telah mampu memperkerjakan sebanyak 35 tenaga kerja yang setiap Minggu rata-rata mereka memperoleh upah kerja Rp 500.000 ribu hingga Rp 700.000. 

Untuk perloyang kue Adee Kak Nah para pekerja diberikan upah borongan Rp 3.000, dan harga jual untuk satu adee Rp 23.500. “Setiap hari alhamdulillah kami mendapatkan keuntungan Rp 1 juta,”ujar Rosna. Dan setiap hari pula Kak Nah mampu memproduksi rata-rata 1.000 adee dan terkadang jika pemesanan banyak terpaksa para pekerja harus kerja lembur dan hingga larut malam.

Malahan untuk mengembangkan ushanya itu,  Kak Nah telah membuka unit usahanya di Lambaro, Aceh Besar, yang melibatkan 25 pekerja. Selain itu, kue adee itu juga sering mendapatkan pesanan dari Medan, dan Batam. Dari usaha itu, Kak Nah telah mampu membiayai pendidikan putra putrinya. Lima di antara anak Kak Nah telah meraih gelar sarjana, serta menjadi Polisi. Sedangkan tiga lainnya masih menempuh kuliah di berbagai universitas di Banda Aceh.(idris ismail)

KOMENTAR

 
Copyright © 2014 MIN 5 BANDA ACEH