-->

Saree Aceh Besar tempat Persinggahan yang khas dengan Keripik dan tapenya

DaTa. Kalau di Bogor Ada puncak Maka di Aceh Besar Ada saree yang terletak di Seulawah. Kata ini digunakan sebagai nama pesawat terbang yang pertama kali dimiliki Indonesia. Seulawah, sebenarnya, adalah nama sebuah gunung yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Pidie dan Aceh Besar, Aceh. Daerah Seulawah, pasti dilewati siapa pun yang memasuki Banda Aceh melalui jalur darat. Seulawah kerap membekas di hati orang yang pernah melewatinya. 

Deretan pohon pinus di kanan-kiri jalan menawarkan kesegaran udara. Tapi ada hal lain yang membuat Seulawah tidak dilupakan. Tape saree, camilan khas dari daerah ini, sungguh menggoyang lidah. Belum sampai di mulut, aroma tape ini sudah menawarkan citarasa berbeda. yang merupakan sebuah kota pesinggahan bagi para pejalan yang menuju Banda Aceh. 

untuk menarik pelanggan keripik saree saat ini juga melakukan penggorengan langsung dipinggir jalan sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi yang ingin membeli keripik yang masih segar dan terjamin gurih.

Dulunya penduduk diwilayah ini mayoritas dihuni oleh para transmigran yang ulet mengolah tanah untuk menghasilkan hasil pertanian. Saat konflik memuncak, mereka terpaksa dan dipaksa untuk meninggalkan daerah ini karena alasan keamanan. Tanah gunung yang subur dan cuaca yang dingin membuat berbagai tanaman pertanian tumbuh dengan baik. Yang sangat terkenal adalah ubi jalar Saree - orang Aceh menyebutnya boh geupila Saree. 

Sebenarnya ubi jalar biasa saja, berwarna ungu campur kemerahan, kadang ada juga yang berwarna orange. Dijual mentah kiloan di kios-kios dipinggir jalan, ubi jalar ini menjadi oleh-oleh khas Saree, bersama dengan produk olahannya, seperti keripik. Selain ubi jalar, beragam produk pertanian memenuhi kios-kios, menunggu untuk dibeli oleh para penumpang kendaraan yang melintas. Rentengan jagung mentah, gundukan jagung rebus yang masih mengepulkan uap panas, kacang tanah rebus beserta akar-akarnya, tape ubi kayu, dan lain-lain. Ini membuat kota kecil Saree hidup terus selama 24 jam. 

Warung-warung makanan dan kedai kopi juga tidak pernah tutup. Bus-bus dan kendaraan lainnya seringkali berhenti sejenak dan membiarkan menumpangnya untuk beristirahat dan mengisi perut di sini. Setelah itu, mereka akan membeli oleh-oleh untuk dibawa. Warung-warung makanan rata-rata menjual makanan khas Aceh. Nasi dan berbagai macam lauk, mi aceh, martabak telor, kopi aceh dan lain-lain. Tidak ketinggalan berbagai jajanan kue basah yang dihidangkan bersama dengan kopi dan minuman lainnya.

Selain Keripik di saree juga terkenal dengan tape yang diproduksi secara massal. Hampir setiap rumah di daerah ini menghasilkan tape saree. Selain proses pembuatannya relatif mudah, modalnya juga murah. 

Hal tersulit dari pembuatan tape ini adalah menciptakan rasa manis khas tanpa meninggalkan aroma singkong. Tidak semua produsen tape mau mengungkap rahasia agar tape bisa manis dan enak. rahasia di balik rasa yang mantap itu. Mulai dari mencuci ubi (singkong) dengan bersih, proses perebusan sampai meraginya pun diusahakan ubi tetap dalam keadaan bersih.  selalu berhati-hati dalam proses produksi. Bukan apa, jika teledor sedikit, tape ini jadinya pasti tidak karuan. Bahkan, untuk mencuci ubi pun dia nampak sangat berhati-hati.


KOMENTAR

 
Copyright © 2014 MIN 5 BANDA ACEH