-->

Survey Profil UMKM 2013 menyimpan Duka



Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM) merupakan bagian penting yang mencerminkan akan kemajuan kesejahteraan bagian terbesar rakyat Indonesia. Ini mengingat besarnya potensi UMKM yang ditunjukkan oleh keberadaannya sebesar 48,9 juta unit usaha pada tahun 2006 dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua lapangan usaha, serta tersebar di seluruh tanah air. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM menjadi semakin strategis untuk mendukung peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin.



Kemampuan UMKM yang berkembang saat ini belum cukup merata kepada seluruh UMKM, terutama karena terbatasnya jumlah dan kualitas dari lembaga pengembangan bisnis. Demikian pula keterbatasan akses kepada modal yang dihadapi sebagian besar UMKM, terutama kredit investasi. Masalah eksternal UMKM yang masih akan dihadapi adalah seperti:
(1) kelancaran prosedur perizinan, persaingan usaha yang sehat, penataan lokasi usaha dan kelancaran arus barang;
(2) masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga keuangan
(3) terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa pengembangan usaha bagi UKM
(4) keterbatasan sumberdaya finansial untuk usaha mikro.

Di samping permasalahan-permasalahan tersebut, pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tahun 2013, dan sosialisasi serta memfamiliarkan pembiayaan melalui perbankan juga akan menghadapi tantangan untuk berperan mengatasi persoalan modal kerja dan pengembangan usaha, Dalam rangka itu, perlu didorong pertumbuhan UMKM melalui penyaluran skim kredit Modal kerja dan investasi untuk keperluan peningkatan kapasitas produksi dan pengembangan usaha.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dengan melakukan Survey Profil UMKM setiap tahunnya dan pada Tahun ini BDS-P Data Aceh kembali dipercaya untuk melakukan survey tersebut diwilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah

Survey Profil UMKM yang dilakukan dari tanggal 1 Juni s/d 13 Juli 2013 yang baru-baru ini dilakukan oleh BDS-P Data Aceh bekerja sama dengan Bank Indonesia Lhokseumawe menyimpan sebuah kenangan yang teramat dalam khususnya terhadap narasumber yang memberikan informasi terkait usaha dan kegiatan serta hubungan dengan Perbankan. 

Gempa yang terjadi pada 2 Juli 2013, yang juga merengut sebagian jiwa narasumber dan keluarga serta usaha yang telah dijalankan dan identifikasi, begitu terngiang oleh enumerator yang melakukan survey diwilayah Kecamatan Ketol.

Semoga usaha mereka akan kembali tumbuh dan kembali seperti sediakala, beberapa persoalan hasil tani yang ditemui diantaranya:

Petani tebu kembali dapat berkebun dan menanan serta dapat membuat gula merah kembali serta dapat melakukan panen yang sudah masanya.

Harga kopi yang saat ini turun drastis dan sangat mencekik petani Kopi dapat teratasi, dimana pangkal persoalan itu semua?

Buah nenas yang ditanam membludak dan terkadang hanya dapat dijual dilokal , bagaimana agar nenas hasil panen tersebut juga dapat dirasakan masyarakat Aceh lainnya bahkan kalau bisa diekspor.

Alpukat yang dihargai dengan murah di Takengon tetapi harga melejit diluar 

Pedagang sangat ketakutan akan usahanya, pergolakan politikpun mempengaruhi ketenangan dan perputaran ekonomi yang dijalani.

Semoga musibah yang melanda saudaraku dapat menjadi hikmah menuju kearah yang lebih baik. (sA)



KOMENTAR

 
Copyright © 2014 MIN 5 BANDA ACEH