-->

Pastikan Makanan Aman dari Kuman Patogen dan Personal tak Hyginis


MIN 5 Banda Aceh - Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh Drs H Hamdan MA, ajak siswa di Aceh pilih dan selektif saat menjajakan makanan dan minuman. Bukan berarti dilarang jajan, tapi pastikan sehat, tanpa pengawet dan bahan kimia yang berbahaya, seperti yang dijelaskan guru, kata H Hamdan dalam sesi awal sosialisasi produk halal, setelah sesaat usai uji lab oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh.
Hasil uji lab, ujar Alfirdaus Putra, didapati ada satu jajanan di MIN Ulee Kareng (Ulka), timur Banda Aceh ini, yang positif gunakan bahan berbahaya, usai diujia dengan pereaksi boraks, pereaksi formalin dan lainnya. Namun, demi keamanan pedagang, tidak dijelaskan, milik dan jenis jajanan mana? Sebab di luar dan dalam area MIN, di Simpang Tujuh itu, ramai pedagang.
Dalam sesi paparan, dan dialog, didampingi Kepala MIN Ulka Hj Fatimah Ismail SPdI itu, tim Kanwil dibantu tim Dinkes Kota jelaskan cara dan ciri makan yang sehat, di madrasah dan luar sekolah. Kanwil melalui Biang Urais Binsyar memang sedang sosilaliasi produk halal dalam tema Produk Halal Road to School.
Kata Syahril SKM MKes, bahwa ada tiga syarat makanan/minuman kita agar sehat. Pertama, aman dari fisik misalnya rambut, aneuk klip, batu, kawat dst. Maka pembikin kue dan makanan lainnya, kenakan penutup dada dan kepala, sarannya.
Kedua, lanjutnya pada murid dan guru, yang didampingi oleh selain Kabid juga sejumlah Kasinya (seperti Muzakkir SAg dan Drs H Cut Alim Manyak), makanan itu aman dari kuman patogen dari hasil garukan. Maka bangun tidur cuci tangan, baru makan. Baru masak dan pegang makanan. Selama tidur tangan kita merayap, jelasnya, pada siswa yang kenakan kostum yang dibagi Bidang Urais itu. Memang ada kuman/bakteri yang dibutuhkan badan, seperti dalam yakult itu.
Ketiga, personalnya higines, dan pastikan dia kenakan busana masak saat masak dan sajikan makanan. Bukan yang sedang sakit, atau hamil (kecuali bersih), yang banyak cakap sambil bikin kue, atau memegang makanan/minuan lagi sajikannya, jelasnya.
Dalam sesi dialog dalam acara yang digelar Kanwil Kemenag Aceh dengan siswa, Syahril SKM MKes, jelaskan soal resiko makan yang diawetkan dengan misalnya boraks dan formalin.
Sebelum ceramah, Tim dikoordinir Kepala Seksi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Urusan Agama Islam, Bidang Urais Binsyar Kanwil, Muzakir SAg, tiba pagi Jumat (18/12), dan langsung uji lab beberapa sampel.
Jika Kamis dan sebelumnya sukses di MIN Ajun Darul Imarah, MTsN II Banda Aceh, maka selanjutnya digelar di MIN Cot Gue Darul Imarah, Dayah IQ, dan kini di MIN Ulee Kareng Banda Aceh.
Dengan santai, Syahril dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh yang juga alumni satu kampus di Medan itu, bilang dalam sosialisasi yang dipandu tim Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kanwil, bahwa jika ada bakso di samping penjual ikan, dan lalat tak mau hinggap di sana, mudah sekali menebak, berarti di bakso itu kemungkinan ada pengawet.
Di Aceh memang bahan pengawet, masih tertutup dijual di toko-toko, hanya ada untuk bahan bangunan misalnya. Namun di Jawa (Jakarta) misalnya, bebas saja pedagang jajanan siswa itu, dapatkan di pasaran, sambungnya.
Ada pedagang di Banda Aceh, tak paham bahan pengawet yang ilegal itu. Lalu ketemu pedagang pendatang dari Jawa, diajarkanlah kiat bikin makanan pinggir jalan lama basi, jadilah pedagang kita pun alim ia, kisahnya mengurai potret pedagang yang menyalahgunakan barang yang seharusnya buat mayat dan cat rumah itu.
Ibu kalau beli mi yang bagaimana? tanyanya. Ibu menjawab, yang segar dan dekat. Pilihlah yang agak lembek, kayak layu warnanya, bukan yang kenyal dan terang, serta bukan yang mengkilat, jawabnya.
Memang memakan makanan yang Rp 500 atau Rp 1000 itu, jika ada pengawet pun, tak pusing hai ini. Namun 8 atau 10 tahun kemudian efeknya baru terasa. Racun gerogoti organ dan kulit. Jadi. Produk Halal Road to School, to Dayah itu perlu, agar generasi tak tekontaminasi racun.
Mudah mendeteksi makanan/minuman yang ada bahan berbahaya, misal jika kita tekan, ia kenyal. Jika sisa kita buang untuk ayam, ayam dan kucing saja enggan. Jika lalat tak mau hinggap, ia patut diragukan keasliannya. Jika lama bertahan, jika warna mencokol kayak ada bahan cat dinding, atau bau tidak menyengat (ada bau bahan bangunan), itu pun patut diawasi., jelas Syahril. []

KOMENTAR

 
Copyright © 2014 MIN 5 BANDA ACEH